Saya sempat mengambil gambar yang sekiranya menarik untuk diunggah. Tak bisa kami pungkiri bahwa suasana mistis telah kami rasakan saat itu.
Pohon tumbang dan pereng-pereng longsong menghadang perjalanan kami, namun kami anggap ini adalah awal perjalanan yang cukup menyenangkan.
Pohon tumbang dan pereng-pereng longsong menghadang perjalanan kami, namun kami anggap ini adalah awal perjalanan yang cukup menyenangkan.
Pak Ustadz Muhammad A Syaifulloh |
Setengah perjalanan telah terlewati. Kami berhenti sementara di patahan pohon damar yang serasa mirip sebuah gapura atau pintu gerbang. Lokasi pertapaan sudah terlihat oleh kami, hawa mistis yang memancarkan energi positif dapat kami rasakan. Terlihat bangunan bergenteng yang disisi kanannya terdapat pohon beringin yang sangat besar.
Sebelum kami memasuki jalan terakhir menuju lokasi, kami dihadang dengan perengan jurang longsor dan masih bahaya untuk dipijak karena spertinya belum ada satu hari longsoran itu terjadi. Dengan penuh kehati hatian, kamipun mampu melewatinya. Rintangan ini masih belum berakhir. Beberapa meter sebelum sampai ke pertapaan, kami dihadang dengan reruntuhan pohon ingas. Pohon ingas adalah pohon yng disegala bagian pohon tersebut beracun. Dari akar hingga daunnya beracun, apabila terkena kulit bisa menyebabkan gatal-gatal dan berair.
saya, pak warto, pak teguh, si pur, mbak prapti |
lereng yang longsor |
Pak warto segera membersihkan reruntuhan pohon ingas tersebut, setelah sekiranya bisa dilewati oleh kami, akhirnya kamipun melewatinya dan sampailah kami dilokasi.
pertapaan indrakila |
Lokasi tersebut terdapat bangunanyang terdiri dari satu kamar berukuran sekitr 2X2,5 meter yang kata pak warto disanalah tempatnya batu ciptaNing dewa. Disisi luar yang sedang kami duduki adalah bangunan bersaka seperti joglo berukuran 5X3 meter dengan beratapkan genteng.
Baru sedikit mendengar wejangan dari sang juru kunci, adzan berkumandang. Kamipun segera memenuhi kewajiban 5 waktu dengan tayamum.
Obrolanpun diteruskn oleh sng juru kunci, baik soal tujuan kami kesini, sejarah indrakila, dan seputar lokasi hingga peraturan2 selama dilokasi.
Pemikiran yang selama ini menyelimuti kami bahwa penangkilan Indrakila menyeramkan ternyata berkebalikan (namun kalo suasana mistisnya sangat kental terasa). Kami dilokasi begitu merasakan kesejukan, segar dan penuh ketenangan.
Kami benar2 merasakan energi yang positif disana. Kami melihat daerah2 banjarnegara yang berada dibawah bukit ini seperti lautan lampu yang menyala indah. Sungguh hal ini pun bisa menjadi wisata religi yang mengesankan.
Sebelum perbincangan dilanjutkan, saya dituntun ke tempat pertapaan kyai tambak yang konon beliau bertapa digunung ini selama 4 tahun dan pangkal kayu yang dijadikan sandaran leher kyai tambak selama beliau bertapa masih membekas hingga sekarang. Pertapaan kyai tambak ini berada di jarak sekitar 8 meter ke bawah samping kanan dari batu ciptaNing dewa.
kayu yang dijadikan sandaran leher kyai tambak |
Setelah kami mengabadikan pohon bekas pertapaan kyai tambak, saya kembali berbincang seputar gunung indrakila. Berikut percakapan kami dengan sang juru kunci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar